Saturday, February 17, 2007

MINIMALIS 2

Sebagai 'anak' dari Arsitektur Modern, Minimalis benar-benar membersihkan dirinya dari segala macam ornamen. Hasilnya adalah tampilan yang polos dan cenderung datar. Perkembangan Arsitektur Modern banyak ditunjang dengan ditemukannya sistem beton bertulang yang praktis dalam pengerjaannya, mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan menghasilkan struktur yang kuat. Dalam perkembangan selanjutnya banyak ditemukan bahan-bahan baru yang lebih praktis seperti galvalum (penutup atap semacam baja lapis seng yang diklaim anti karat), calciboard (penutup plafon yang diklaim tahan api dan air), composit (biasa digunakan sebagai penutup dinding dengan warna-warna yang cerah) dan tentu saja kaca yang makin kuat dan makin bervariasi jenisnya. Untuk urusan struktur sekarang banyak dipakai baja profil terutama sebagai rangka atap.

Saya menganggap bahwa Arsitektur Minimalis benar-benar memenuhi patron 'Less is More' yang pernah dipopulerkan oleh Mies van der Rohe. Pasalnya tampilan gambar tampak di atas kertas dari gaya ini sangat 'tidak menarik'. Apalagi bila hanya menampilkan garis-garis tampak tanpa render tambahan yang bisa memperjelas tampilanya. Kondisi ini masih 'diperparah' dengan gubahan massa yang seringkali tidak kalah sederhana. Tidak jarang bentuk sebernarnya kurang bisa dipahami. Sehingga gambar perspektif sangat diperlukan untuk memberi gambaran bentuk bangunan seutuhnya. Di sini baru muncul bentuk sesungguhnya dan keindahannyapun dapat dinikmati.

Petronas juga tidak ketinggalan menerapkan gaya ini pada stasiun pompa bahan bakar miliknya. Bangunan kantor berbentuk kotak hampir tanpa ornamen sama sekali, jendela-jendela lebar, pintu kaca tanpa bingkai (frameless), dengan paduan warna kuning cerah dan putih benar-benar 'Less is More'. Saat mengerjakan gambar-gambar rencana Petronas Service Station saya sebagai seorang arsitek merasa lebih sebagai drafter (tukang gambar) daripada sebagai designer (perencana). Pasalnya berbagai standar telah ditetapkan dengan begitu rinci oleh Petronas Niaga Indonesia.

Sebagai perusahaan bertaraf internasional pilihan gaya ini sangat tepat. Standar bentuk ini dapat diterapkan dimanapun di seluruh dunia. Pasalnya di era pasar global sekarang ini Petronas berhadapan langsung dengan pesaingnya seperti Shell (Amerika Serikat), British Petrolium/BP (Inggris) dan lain-lain, sekali lagi, di seluruh dunia. Di Indonesia Petronas harus bersaing dengan Pertamina sebagai 'tuan rumah' yang telah lebih dahulu memiliki jaringan yang mapan di seluruh pelosok negri. Padahal pesaing lain dari luar negri telah masuk pula ke Indonesia.

Walhasil untuk edisi kali ini hanya ada satu gambar yang 'layak' untuk ditampilkan. Sebuah perspektif dari pintu masuk menampilkan kanopi warna hijau khas Petronas di latar depan serta bangunan kantor kuning cerah di latar belakang. Begitu simpel dengan paham internasionalisme yang sangat kuat. Sangat jauh berbeda dengan stasiun pompa bahan bakar milik Pertamina yang lebih 'meriah', sehingga membuat saya benar-benar merasa sebagai perancang.


Perspektif Eksterior Petronas Service Station
Lokasi : Petronas Service Station, Jl. Brigjen Katamso, Medan

Catatan :
Warna hijau yang tampil di sini adalah perkiraan saya sendiri. Karena nomor seri resmi dari warna ini tetap dirahasiakan oleh Petronas bahkan kepada kami sebagai mitra resminya. Kami hanya berkewajiban menyiapkan kerangkanya sedangkan seluruh panel untuk kanopi, signage, dan lain-lain akan dikirim langsung dari Malaysia.

No comments: